Dulu aku berpikir, jika kamu jatuh cinta dan memilih hidup bersama dengan orang yang itu-itu saja, yang berada di dalam lingkaranmu saja, kebetulan satu jurusan atau tetangga perumahan, kamu belum cukup mencari. Kamu belum cukup mengeksplorasi luasnya hamparan bumi ini.
Mungkin kamu terjebak pada intensnya interaksi. Mungkin akan lain cerita jika kamu dan dia tidak selokasi.
Dulu aku berpikir, jatuh cinta semacam itu amat kekanak-kanakkan. Karena kamu hanya akan memperhitungkan sesiapa saja yang datang ke kehidupan. Kamu melupakan berbagai kemungkinan tentang sesiapa saja sosok yang bisa mengisi masa depan.
Ya, dulu aku berpikir demikian. Hingga akhirnya, aku mulai memahami suatu hal integral.
: bahkan pertemuan pun telah diskenariokan.
Sehingga bila ada yang jatuh cinta dan memilih hidup bersama dengan kawan selingkarannya, bukan berarti dia buta akan luasnya kemungkinan di luar sana. Namun karena Tuhan sudah menskenariokan begitulah cara kerjanya. Cara kerjanya boleh jadi berbeda-beda, tetapi orangnya akan tetap dia. Dan pada kasus ini, begitulah cara kerjanya.
Sebaliknya, bila ada yang jatuh cinta dan memilih hidup bersama dengan sosok yang bahkan belum dikenal sebelumnya, sama sekali tidak masalah karena demikianlah cara kerjanya. Sejauh apapun akan tetap bertemu. Seasing apapun akan tetap bersama.
Tidak ada jatuh cinta yang kekanak-kanakkan. Karena jatuh cinta bukanlah mengenai dengan siapa, bertemu di mana, atau kapan terjadinya. Namun ia mengenai bagaimana kamu menyikapinya.
Jatuh cinta adalah mengenai bagaimana kamu menjemputnya. Apakah dengan cara yang baik atau tidak? Apakah dengan memburu-buru temu? Ataukah dengan menahan yang tak perlu?
Bahkan pertemuan pun telah diskenariokan. Mungkin ia sudah pernah kamu temui di masa lalu, mungkin kini ia sedang beraktivitas bersama denganmu, atau malah kalian sama sekali belum pernah bertemu.
Namun, yakinilah, suatu saat kamu akan tahu cara kerjanya: cara kerjamu dan dia saling jatuh cinta.
0 komentar:
Posting Komentar