Selasa, 08 Maret 2011

SAAT AIR MATA KEBERANIAN ITU MUNCUL (bag. 3/ tamat)

Seminggu berlalu...
Fattah, kamu adalah anak semata wayang bapak, jadilah pejuang yang pantang menyerah ya, Nak... itu harapan Bapak...”
Maaf Pak, Fattah tak bisa... Fattah takut, Pak...”
“Kamu bisa, Nak... Kamu harus mencobanya...”
Dan seketika, bayangan itu hilang. Mimpi itu buyar.
“Astaghfirullah, Subhanallah, Allahuakbar,...” Dzikirku seraya terbangun dari lelap. Bagaimana tidak, mimpi itu sudah menghantuiku. Sudah empat kali dalam minggu ini aku memimpikan hal yang sama. Tak ubah! Aku merenunginya, apa maksudnya ini Ya Rabb?! Apakah aku harus mengusir penjajah itu dari bangsa kami?! Tetapi mengapa Kau memilih seorang yang takut mati?!!