Kamis, 25 Februari 2016

Yang Sering Kita Lupa

tentang hal yang paling sering kita lupa, yang seharusnya paling sering kita syukuri

selamat pagi dari Sikunir! Katanya, "syukur itu didatangkan, bahagia itu pilihan" :)

Menjalani kehidupan tentunya akan selalu diiringi dengan naik-turun perasaan. Selalu saja ada badai, besar atau kecil, yang dihadapkan pada tubuh kita yang ringkih ini. Namun sayangnya, tidak setiap orang bisa bertahan kokoh menerjang, ada saja yang terpeleset, terduduk, atau malah jatuh tengkurap.

Sebab badai bukanlah suatu hal yang dapat diterka, upaya preventiflah yang harus kita pertegas. Sedia payung sebelum hujan, sedia shelter sebelum badai menerjang. Hati lah yang harus bersiap sedia, istilah agamanya, bertawakal pada Dia Yang Memandatkan Badai.

Ah saya jadi ingat, dulu pernah ada nasihat indah yang saya baca. Kalau boleh saya bilang, nasihat itu merupakan salah satu nasihat paling ampuh yang pernah saya dapat. Hingga masih saja nasihat itu terekam dalam benak saya. Kurang lebih nasihat itu berbunyi:
Minggu, 14 Februari 2016

Melukis Warna

[ sepotong catatan kecil]

langit ciptaan Sang Khalik yang kukagumi lewat jendela
Kereta Pasundan, dari Bandung--Surabaya

Salah satu manfaat terbesar yang saya rasakan dari menulis adalah untuk memunculkan rasa syukur. Dengan membaca kembali tulisan masa silam, kita akan dipertemukan pada diksi dan pemikiran masa kanak. Membuat kita menyadari betapa banyaknya perubahan yang terjadi. Membuat kita mensyukuri Rabb sudah menjadikan kita seperti kita yang sekarang ini.

Saya belajar. Adalah pengalaman yang menjadikan kehidupan kita berwarna. Entah itu berwarna merah bara atau biru sendu. Entah itu suka atau duka, atau mungkin di antara keduanya. Setiap orang punya kisahnya masing-masing, punya warnanya masing-masing. Maka jurnal warna adalah jurnal paling tepat untuk kita lukis, dengan harapan semoga warna-warna itu lah yang menjadikan kita lebih kokoh menghadapi kehidupan di masa selanjutnya.

Di tulisan ini saya ingin berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan warna pada hidup saya. Saya juga amat bersyukur karena Rabb telah memberikan kehidupan saya warna-warna yang indah. Meski tak semuanya warna cerah, saya yakin keindahan pelangi terjadi karena warna-warna gelap turut menghiasinya. Maka saya memilih untuk percaya bahwa kuas yang digunakan untuk melukis jurnal warna ini masih memiliki banyak harapan. Ya. Sesak akan harapan, doa, dan cinta.

Saya pun yakin kalian juga begitu. Akan ada saatnya untuk segala sesuatu, pun kesuksesan hidup masing-masing kalian. Pilihlah untuk percaya. Sebab takdir bisa kita lukis apabila kita menghendakinya.