Sabtu, 17 Maret 2018

[Unsur] Oksigen: Shobahul "Mbakyu" Layli

"Kita itu wanita kondisional. Diajak susah ga nyusahin, diajak berkelas ga malu-maluin," (Shob, 8 Juni 2017)
 *

Tulisan ini mengenai seorang perempuan tangguh yang membuatku selalu tahu kalau persahabatan itu benar-benar nyata dan bukan basa-basi semata.

10 Juni 2017

Meet My Oxygen

Jika manusia-manusia di sekelilingku adalah unsur-unsur penyusun tabel sistem periodik kehidupan, maka dia adalah oksigen. Iya, unsur bersimbol O dengan nomor atom 8. Alasannya sederhana--dan aku yakin dapat diterima oleh seluruh insan yang mengenalnya--karena dia dapat bereaksi dengan hampir semua unsur. Kesupelan adalah kekuatan utamanya :)

Aku ingat betul, zaman maru dulu, selepas kuliah Matematika Dasar, tanpa tedeng aling-aling Mbakyu mengajak selfie bareng. Padahal rasanya--kalau ada prasyarat untuk foto bareng--dulu kita belum sedekat itu hehehe. Namun ternyata memang tidak ada yang lepas dari ajakkan selfie sang oksigen. Reaktif dengan semua unsur, kecuali gas mulia barangkali? Hehehe

Kesupelan Mbakyu bahkan menjadi magnet tersendiri bagi orang lain. Mulai dari anak kecil sampai bapak-bapak pun nggak terlewat ya, Cob? Ada saja kisah cinta eh kebetulan bapak-bapak seperti Pak Kurikulatorium, Pak TU, sampai Pak-ketemu-di-bus yang kelewat betah kalau udah ngobrol sama Mbakyu. Gokil tapi riil!

Mbakyu juga seorang oksidator kuat! Mampu mengoksidasi siapa saja. Mengkatalis suasana. Membuat orang-orang tertawa dan tergugah baik itu dengan guyonan anti-jaim-jaim-club ataupun dengan kata-kata melangit ala-ala Kang Ahid.

Ah, terima kasih karena sudah menjadi oksidator bagi kami jiwa-jiwa yang hanya mengerti cara menulis jurnal dan memprediksi materi :)

"Semangat Nuzul, Fia. Kita kan sepasang sepatuuuu. Kalo salah satu di antara kita rusak, nanti ga bisa dipakai lari lagii," (Shob, 8 Sep 2017)

Ada yang bilang cara terbaik untuk menyemangati pun membahagiakan diri sendiri adalah dengan melakukan hal yang serupa ke orang lain. Semoga dengan segala semangat yang ditularkan, bisa selalu kembali lagi pada yang menularkan. Semangat selalu Shobahulku! <3

Duyung Berkerudung (?)

Betapapun sudah banyak kali kamu bercerita, pun sudah banyak kali aku khatam menyimaknya, tetap saja sisimu yang ini menarik. Masalah hati selalu menjadi bahasan tiada bertepi, bukan? Ah, tapi betapa ingin aku mengetahui saat resepsi nanti, lelaki yang akan berada di sebelahmu itu benar-benar yang sudah teruji di IPB dan ITB. Eh bukan, sudah teruji di dunia dan akhirat aja ya wkwk. Bagian akhirat, biar malaikat yang mengamini dan Allah yang ngurusin. Yang penting kan kitanya dulu yak?

Terlepas dari siapa panutan kita, Mba Dewi Nur Aisyah, teteh-teteh orga, atau kembaran kita: Mba OSD dan Meyda (?), semoga kita dapat menjadi versi terbaik dari diri kita ya, Shob! Mungkin caranya berbeda, mungkin capaiannya berbeda pula, tetapi hebat dengan cara masing-masing, bahagia dengan cara masing-masing pastilah nilai diferensial kita!

Yeay main film lagi!

Pasangan Sepatuku

Karena aku tidak terlalu baik dalam mengekspresikan, barangkali kamu tidak tahu. Namun bagiku, berkawan denganmu adalah salah satu pencapaian terbesar dalam kehidupan sosialku. Hehe. Mbakyu selalu menjadi tempat pertama untuk bercerita, bahkan mengetahui hal-hal paling rahasia sekalipun dariku. Sampai-sampai aku berani menjamin kalau nggak ada yang lebih tahu aib-aibku selain Allah, keluargaku, dan Mbakyu. Barangkali kalau nanti ada (calon) jodoh yang penasaran tentang aku boleh nanya lewat Mbakyu, eh.

But true! Mbakyu memiliki kemampuan untuk menjadi tempat bercerita seseorang, siapapun orangnya--yang selalu kucemburui sampai sekarang. Kata salah satu pesan di estafet-kertas-makrab, "kamu ga ngebeda-bedain," itu benar! Senangnya melihat Mbakyu amat kaya dengan pengalaman--pengalaman sendiri dan orang lain. Karena itulah bekal. Seperti katamu tadi siang, "segala pahit yang ditelan sekarang ini akan menjadi manis di kemudian."

"Tapi da aku mah selalu siap nemenin Nujuul.. aku khawatir kalo ga ada siapa-siapa. Kita kan bisa menguat bersama," (Shob, 19 Jan 2018)

Di mataku kamu amat tangguh. Masih mau-maunya menerjunkan diri di medan ini. Katamu, karena barangkali kebaikan yang akan datang di masa nanti ialah berkat jalan ini. Katamu lagi, kau rela membersamai agar aku tidak sendiri. Ah pasangan sepatuku :)

Dan di mataku kamu amat tangguh. Bukan karena 11 kali penolakan, bukan karena seember cucian, bukan karena si anak seorang nelayan, bukan karena kerinduan pada Ranjeng, bukan karena Mamake, bukan karena Bapake, bukan karena itu. Namun karena kamu, seberapa keras pun hidup menaik-turunkan hatimu, kamu tetap berdiri. Sampai senyummu lebar sekali mewarnai hari-hari kami.

Terima kasih, Mbakyu! Telah hadir, membersamai, dan mewarnai. Sungguh aku tidak pantas meminta lebih dari itu :) Sekali lagi, terima kasih!

menyengajakan diri
memutuskan tegak berlari
menguji sekokoh apa dapat berdiri
kamu tidak sendiri :)

sehingga meski jalannya terjal
naik-turun tanpa henti
lelahnya akan layu
amalnya akan kekal
kebaikannya tak kan bertepi
kita amini :)


17 Maret 2018
Dari yang sungguh menyayangimu,
Fia



0 komentar:

Posting Komentar