Dik, selamat! Selamat memasuki tahap selanjutnya dari menjadi manusia.
Oh, bukan. Mbakmu ini tidak sedang berbicara tentang sekolah ataupun kampus baru, namun jauuuh lebih besar dari itu. Ialah tentang dunia yang nyatanya lebih luas dari yang biasanya kalian hadapi. Ialah tentang asa yang nyatanya lebih besar dari yang biasanya kalian tapaki. Ialah mimpi, yang selepas ini akan bermetamorfosa menjadi cita, cinta, dan doa. Tentu saja.
Dan dari segala macam hal yang akan kalian hadapi, barangkali satu-dua akan membuat kalian gusar. Satu-dua akan membuat kalian hendak hengkang. Namun, satu-dua yang itu pula yang akan mengencangkan pegangan kalian pada Yang Maha Mensutradara. Bersyukurlah menjadi kita, menjadi muslim. Karena itu berarti ujian didatangkan untuk satu dari dua alasan: sebagai pengingat atau sarana kenaikan tingkat.
Dik, mungkin nanti kalian akan mulai menemui banyak hal bersebrangan dari yang kalian yakini. Mungkin nanti hidup tidak lagi sesederhana berlari-lari dikejar anjing milik tetangga. Pun tidak lagi sesederhana film Disney yang biasa kita tonton di ruang keluarga.
Tapi, yakinilah, Dik! Bahwa selalu ada tempat untuk orang-orang baik di dunia ini. Bahwa jikapun tidak, mereka yang menetapkan hatinya dalam kebaikan akan dihadiahi istana yang lebih indah dari istana putri, di tempat yang lebih luas dari seisi semesta ini: surga-Nya, tentu saja.
Ah, meski memang, bekal kita tidak akan pernah cukup, Dik. Betapa kerdil kebaikan kita dibandingkan dengan lautan kebaikan Sang Pencipta. Oleh karenanya, kita harus terus menabung, Dik. Jangan lelah menabung! Karena jikapun amal kita tidak akan pernah cukup, semoga ridha-Nya lah yang akan mencukupkan kita di sana nanti.
Dari yang amat menyayangimu,
Mbak Fia.
0 komentar:
Posting Komentar