Sabtu, 11 Februari 2012

SURATAN DARI SI YATIM

Masih kisah dari lembaran puisi ini

Tadi di jalan setapak kesini
Manakala makan dan minum menjadi mimpi
Ah sabar, sebentar lagi

Masih di bilangan ini
Kala aku bertemu si Yatim
Yang mendendangkan lagu tren semusim
Dan menyodorkan tangan, mengemis koin

Tess... kalbuku basah, iba
Dimanakah sang ayah-bunda
Masihkah si Yatim mengenal kasih dan cinta
Yang lama tak dienyamnya

Dunia mendung
Alam sekejap menyanyikan lagu sunyi
Ya Rabbi
Bahkan mentari pun ikut menangis

Si Yatim bertanya bisu
Masih menanti, sekedar selimut ‘tuk hatinya
Bahkan di bulan kasih sayang ini
Masih Ia tak merasakan apa yang namanya kasih sayang

Teringat aku, ayah-bundaku yang masih disisiku
Betapa daku tak mensyukuri
Apa yang diberikan Illahi
Ya Rabbi
Bahkan mentari pun ikut menangis

0 komentar:

Posting Komentar