Memoar tahun lalu masih meninggalkan jejak
Berderet serabutan di lintas sejarah
Bahkan masih tertoreh kasar di punggung dan dada
Memuai rasa, sakit
Sungguh, tak layak disebut dongeng
Yang hanya akan berakhir senyuman
Yang hanya euforia belaka
Yang hanya mencoba tutupi segala luka
Masih ku, mencari cinta
Umur yang hanya setinggi batang korek api
Menceritakan betapa pahitnya hidup
Menjelaskan alasan perginya semua
Menjelaskan perginya cinta
Oh, dimana gerangan?
Dikala butuh tempat untuk mendapat cinta
Dikala butuh tempat untuk menumpahkan duka
Kini hanya bisa mengais dan mengemis cinta
Dari kejamnya dunia
Masih ku, mencari cinta
Ku bertanya, masihkah tega,
Mata itu melihat air mata?
Masihkah tega,
Senyum itu membohongi duka?
Dimana bisa kutumpahkan air mata
Ketika mereka t’lah tiada
Dimana bisa kuberlindung dari kejamnya dunia
Ketika ku sendiri, hanya ditemani sunyi, sepi
Masihkah tega,
Ketika ku sampai di malam ini
Sebuah malam di penghujung ramadhan
Dan masih ku bertanya,
Dimana Ayah dan Bunda? --
0 komentar:
Posting Komentar