Minggu, 10 April 2016

Untuk Platyhelminthes Favoritku

Apa cacing gepeng dan cacing pipih sama?

Mungkin berbeda

Tapi nggak masalah, biar judulnya tetap kece: memuat istilah latin. Haha.

*

Untuk Platyhelminthes favoritku,

Hari ini kamu masih tujuh belas ya? Betapa luar biasa pencapaianmu. Sebentar lagi kau akan berjaket hijau-biru. Berjuang lagi di medan selanjutnya, pertempuran sakti lainnya. Tenang, belum menjadi bharatayudha kok. Hm, tetapi untuk apa menenangkanmu? Toh ilmu tenang adalah kojo-mu.

Aku tidak begitu ingat soal foto kelas waktu itu. Namun aku cukup yakin mulai akrab denganmu saat kita berjalan bersama ke Taman Maluku. Satu ekskul, katamu. Aku langsung tahu kalau kamu adalah manusia yang kaya kontemplasi, tetapi seringnya berusaha menyembunyikan itu dalam diksi sehari-hari.

Masih ingat saat di Jalan Jakarta dulu. Proyek sponge-cake yang entah bagaimana rasanya. Teman-teman kelas sepuluh yang amat menyenangkan menyesaki dapurmu. Di sana juga sempat ada abangmu. Kamu anak bungsu. Aku selalu ingin tahu rasanya punya kakak lelaki. Mungkin kamu juga ingin mencoba menjadi anak sulung? Kita bisa switch kalau begitu.

Aku pembaca setia Filosocing, lho. Terutama sejak Nara membocorkan nama blogmu ke kawan sekelas. Meski katamu tempat itu penuh cacing, seenggaknya aku bisa sedikit membacamu. Dan ah ya, aku masih penasaran apa makna Filosocing. Apa itu maha karya kontemplasimu selama ini?

"Tempat ini, nama-nama itu. Aku berlari pada lingkaran yang sama bertahun-tahun yang lalu, bukan saat ini. Setiap aku berada di titik singgah yang bahkan hampir saja melupakanku, aku selalu mengingatnya, karena aku berharap lingkaran ini tidak berubah. Hanya saja sulit bagiku untuk menerima bahwa nama-nama itu telah menemukan lingkaran yang lebih luas, berlari di atasnya, meninggalkan sebuah titik pada lingkaran kecil, dengan sebuah nama yang samar-samar di ingatan mereka." (Filosocing, November 2015)

Bicara soal lingkaran. Bisa banyak melakukan aktivitas bersamamu adalah suatu kehormatan. Percayalah. Aku bahagia mendapati kita satu kelompok mentoring, satu kepanitiaan Akhwat Fest, atau sekadar bisa pergi bersama ke kajian Jumat sore.

Meski mungkin aku yang akan paling banyak mengoceh saat bersamamu, tetap, mendengar pendapatmu tentang hal-hal kecil sungguh di luar perkiraanku. Aku menjadi gemas. Berharap bisa terus anteng menyimak. Lalu kau malah diam. Aku harus bicara lagi. Siklus.

Oleh karenanya, menyelisik tulisanmu bisa dibilang suatu hobi. Meski aku tahu, yang paham seutuhnya tulisan-tulisan itu hanyalah kamu seorang. Dan kamu, akan membebaskan pembaca dengan interpretasi. Menyisakan tanda tanya besar bagi kami pencari entitas. Penyingkap tabir. Yang kemudian tersambar petir, mungkin hukuman karena terlalu melaraui hal yang seharusnya tidak disilik. Menjadi pelik.

antho, aku, dan helminthes

Di akhir catatan ini, aku ingin bercerita hal lain. Bolehkah?


**

Pengakuan:
e-novel Roth yang dulu itu
tak pernah khatam
dalihku:
menggugung kewajiban
pelajar dan pengejar

aneh
aku mampu kalau untuk filosocingmu
dan bincang sore kita

perbincangan kita tiada usai
selalu dimulai

soal masa
kita mendepang depa
kaderisasi katanya
kamu juga berkata,
"tujuan harus ada"

bicara soal masa
kamu nanti di Dago kiri pertama
kalau aku dapat Salemba
semoga selalu bersua
mengingat lingkaran lama
sampai tujuan benar nyata

bicara soal masa
selamat dan selamat
tujuh belas bukanlah angka yang kecil
aku berdoa untuk keistiqamahanmu
berihsan, iman, dan Islam

semoga senantiasa bahagia

dari aku
yang belum terklasifikasi,
pecinta cacing gepeng,
Alifia

***

Catatan: bagi pembaca yang penasaran dengan Filosocing, penulis harus minta izin dulu pada Helminthes, kalau-kalau ternyata dia enggak ingin blognya tersebar. Hehe.





0 komentar:

Posting Komentar