Rabu, 06 Januari 2021

Teruntuk Cahayanya Nuzul

"Nuzul ayo kita saling mendoakan today. Tapi jangan bilang-bilang yaa biar diaminkan."  - Teteh, 11 Desember 2019
bersama cahayanya Nuzul, selepas SSC 13, 5 November 2017

Selasa malam, 5 Januari 2021, diriku sedang takzimnya membaca dan memaknai puisi karya Charles Lamb berjudul "Old Familiar Faces", dalam sajak british-nya itu, ia berkisah tentang wajah-wajah familiar yang ia temui selama menjalani kehidupan.

I have had playmates, I have had companions,
In my days of childhood, in my joyful school-days,
All, all are gone, the old familiar faces.
(Petikan puisi "Old Familiar Faces")

Alasanku tiba-tiba mampir menyelami sajak itu karena terinspirasi oleh salah satu film underrated berjudul The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society, film drama-sejarah berlatar belakang masa okupasi Jerman selama Perang Dunia ke-2 di Guernsey, Inggris, yang ternyata banyak membuat diriku berkontemplasi juga tentang manusia-manusia yang aku temui dalam kehidupan yang nano-nano ini.

Coba kutanya, pernahkah kamu mengambil keputusan 'impulsif', tapi justru dari keputusan itulah kamu bertemu dengan manusia-manusia terbaik yang pernah kamu kenal? Manusia-manusia berwajah familiar, yang membuatmu seolah telah mengenal mereka dari lamaaaa sekali, yang membuatmu bisa lepas menjadi dirimu seutuhnya, yang membuat hidupmu terasa jauh lebih ringan daripada sebelumnya?

Pernahkah?
Sebab aku pernah.

"Without knowing it, I feel I have been searching for the old familiar faces for many years now, and can't quite account for why I recognize these as yours. But I do. Do you suppose it's possible for us to already belong to someone before we've met them?"

Teh, katanya, ruh-ruh itu telah saling mengenal. Bahkan jauh lebih lama dibanding yang bisa kita kira. Teh, katanya ruh-ruh yang saling mengenal itu akan mudah saling bertaut. Dan sungguh, betapa mudahnya segala obrolan tercipta jika itu bersama Teteh. Teteh rasa sahabat, selalu kubilang demikian, sebab melalui Teteh, rasanya aku yang sulung ini memiliki kakak sebenar-benarnya kakak. Rasanya aku memiliki sosok tempat aku bisa meng-adik-kan-diri-ku sendiri.

*
"Kan bagi Allah mah nggak ada yang nggak mungkin. Jangan sampai mimpi kamu yang besar, penuh dengan kebermanfaatan kalah sama ketakutan akan sesuatu yang nggak pasti." Teteh, 3 September 2020
Selama di kampus ini, Allah pertemukan diriku dengan banyak sekali tempat-tempat yang baik. Dan salah satu hal yang aku syukuri, namun mungkin tak banyak orang sadari, adalah aku bersyukur sekali menjadi bagian dari Bidang Kaderisasi BEM HMK 2017, sebab di sana aku bertemu dengan sahabat-sabahat terbaikku selama di kampus ini, dan bahkan, aku bisa bertemu Teteh, kakak tingkat yang tanggal lahirnya hanya berbeda 13 hari saja denganku, tetapi sesabar itu meng-among kami, adik-adik Kabearisator yang bandel sekali. Maklumlah, bidang Kaderisasi adalah bidang yang tidak hanya menguras tenaga, tetapi juga mental dan pikiran. Namun, kalau diminta kembali lagi ke masa itu, rasanya tak ada satupun hal yang ingin aku ganti. Semuanya sempurna, salah satunya karena ada Teteh juga di sana.

Ah, iya, berbicara mengenai tanggal lahir, terima kasih banyak ya Teh, atas kiriman jam tangannya. Akhirnya cita-citaku punya jam tangan macho terkabulkan juga lewat perantara Teteh. Jam tangan, yang sepertinya akan banyak mengingatkanku akan waktu. Bahwa kita tak akan pernah tahu kapan kita akan 'dipanggil', kita ini tinggal menunggu giliran saja. Maka berbuat yang terbaik, tiap detiknya, harus teruslah kita jaga. Memberikan dampak baik, pada sekitar kita, harus teruslah diusaha.

kado milad dari Teteh, 22 Desember 2020

Maka demikianlah Teteh. Teteh selalu berbuat baik, kapanpun dan pada siapapun tanpa pernah pilih kasih. Teteh bahkan suka menitipkan padaku ladang kebaikan, "Zul, tolong bantu si X ya," kata Teteh pada banyak kesempatan. Aku yakin ada banyak sekali manusia di sekitar Teteh yang merasakan hangatnya kehadiran Teteh.

Bahkan bagiku, entah sudah berapa banyak rahasia dan resahku yang juga Teteh ketahui. Huaa, bahkan sepertinya ada banyak hal yang tidak orang lain ketahui, tapi Teteh tahu betul tentang itu. Sebab di antara kita tidak ada lagi rahasia, ya Teh? Aku selalu menemukan diriku pada diri Teteh. Dan Teteh, lagi-lagi selalu mampu membesarkan hati.

"Nuzul pasti bisa karena Nuzul artinya turun. Turunnya cahaya ke hati setiap orang yang Nuzul sentuh hatinya," - Teteh, 2 Februari 2019
**

Kala Teteh mendapatiku sok sibuk, 18 Juli 2020

Senin, 4 Januari 2021, pukul 10.30 pagi, tiba-tiba Teteh meneleponku via Whatsapp Call. Teteh bilang, "Nuzul aku lagi di Srimahi. Kangen Nuzul... Nuzul kangen sama Devit, nggak?"

Kangen atuh, Teh. Kataku waktu itu.

"Boong," tumpas Teteh, "Kalau kangen pasti ke sini."

Ah, dasar aku. Banyak sekali alasanku. Lidahku kelu karena sebenarnya ingin sekali pergi bertemu, tapi untuk izin ke Papa saja aku tak mampu. Pandemi ini sungguh membuat hal sesederhana pertemuan saja menjadi berkali-kali lebih rumit dari yang seharusnya. Lalu aku ingat bahwa dulu sekali, saat aku rindu Teteh, dengan mudahnya Teteh mengiyakan untuk terciptanya sebuah pertemuan.

kala rindu menyapa, 20 Agustus 2019

Aku ingat waktu itu aku juga bertanya, berapa lama Teteh akan ada di sana, Teteh bilang, "Aku besok mau balik," namun Uwa-nya Teteh waktu itu menimpali, katanya Teteh masih harus lebih lama berada di sana untuk terapi.

Deg.

Rabbi?

Teteh waktu itu bilang akan 'balik' besoknya... Dan hari ini, aku memaknai kata 'balik' itu bukan sebagai 'balik' ke Soreang, ke rumah Teteh di bumi, tetapi masyaAllah..., benarkah? :'

Ah, Teteh, insyaAllah aku sama sekali tidak menyesal, sebab semua hal pasti sudah terjadi atas izin-Nya. Barangkali memang beginilah garis ceritanya, yang hendak Ia jadikan pembelajaran bagi yang masih memiliki banyak PR di dunia. Percayalah, hari ini banyak sekali yang menangisi kepulangan Teteh, ah padahal Teteh nggak sedang ke mana-mana, selalu ada di sana. Percayalah, hari ini banyak sekali yang menyinggung kebaikan-kebaikan Teteh, ah bahkan yang selintas kenal pun menyebutkan kebaikan yang tak bertepi banyaknya. Percayalah, hari ini banyak sekali yang mendoakan syurga untuk Teteh....

Maka sebagaimana surat yang pernah aku kirimkan kepada Teteh pada 11 Desember 2020 lalu,
"... Lekas pulih ya, Teh! Dan semoga memasuki tahun ke-24-nya memijak bumi ini, akan makin banyak lagi hikmah kehidupan yang bisa kita temui. 
Nuzul sayang Teteh karena Allah <3 
Dan semoga kita bisa kembali bersua di syurga-Nya nanti :)"
...

Surat yang semoga menjadi doa yang tiada pernah bertepi.

Maka sampai jumpa lagi ya, Teh!
Aku percaya, insyaAllah!
Teteh dekat,
ada tepat di hujung doa.

***


Rabu pagi, 6 Januari 2021
Dari yang selalu merasa tercahayai kehangatan Teteh,
adik tergombalnya Teteh,
Nuzul.

0 komentar:

Posting Komentar