![]() |
sumber gambar : Blog Informasi Fahmi Zolla |
Masihku ingat 3 tahun yang lalu saat situs-situs jejaring sosial belum terdengar gaungnya. Sebagian besar remaja Indonesia menggunakan fasilitas surel (surat elektronik alias email) untuk berkomunikasi jarak jauh dengan sahabat penanya. Kebetulan aku juga salah seorang pengguna surel aktif, aku mempunyai banyak sahabat pena di berbagai belahan Indonesia. Mulai dari Cirebon, Jakarta, hingga Malang. Rasanya tiada hari tanpa bersurel-ria dengan kawanku di sana.
Tak hanya surel, banyak remaja Indonesia yang sewaktu itu rajin menggunakan fasilitas blog pribadi. Seperti Blogger, Multiply, Wordpress, dan masih banyak lagi. Luar biasa sekali rasanya kecanggihan teknologi membuat remaja Indonesia mempunyai wadah untuk berkreatifitas.
Tetapi, sejak situs-situs jejaring sosial menempati situs paling sering dikunjungi di dunia, pengguna surel aktif dan blog semakin sedikit. Banyak sahabat penaku yang kini tidak pernah berkomunikasi lagi. Mereka memilih situs jejaring sosial yang lebih praktis untuk berkomunikasi jarak jauh. Pengguna blog pun semakin malas untuk membuat post bermutu di blog-nya masing-masing. Pemikirannya mungkin, "Lebih populer apabila tulisan kita dipublikasikan di situs jejaring sosial." Ya, perlu diakui aku juga demikian.
Sebenarnya tak ada yang salah dari situs jejaring sosial, hanya saja ketika remaja Indonesia beralih ke situs jejaring sosial, seni menulis pesan seakan hilang ditelan peradaban. Padahal kemampuan akan hal itu akan sangat dibutuhkan ketika sudah bekerja nanti. Tetapi malah, tulisan yang sering kita temui di situs jejaring sosial adalah tulisaan yang tidak penting, banyak yang ngelantur, sedikit yang bermanfaat. Tak hanya itu bahkan masih banyak tulisan-tulisan yang tidak sesuai dengan tulisan bakunya alias alay, terlebih penggunaan tanda bacanya tidak sesuai.
Ada baiknya remaja sekarang kembali aktif menggunakan surel dan blog. Sungguh, terkadang ketika kubertanya email seorang teman, jawaban mereka hanya lupa password, email terbengkalai, atau malah lupa username. Padahal mereka menggunakan email tersebut untuk masuk ke situs jejaring sosial masing-masing.
Itulah sebenarnya ironisme dari kecanggihan teknologi saat ini. Seharusnya, teknologi yang canggih ini dimanfaatkan remaja Indonesia untuk terus menulis menulis dan menulis. Tentu saja tidak sembarang menulis, tetapi menulis yang sesuai dengan kaedahnya. Entahlah, teknologi memang baik. Asal pemanfaatannya tepat dan bermanfaat, sekian.
Satu pesan dariku, "Ayo remaja Indonesia, MENULISLAH! Maka kau akan membuka semua jalur dunia! MENULISLAH, maka kau akan belajar cara mengubah dunia!"
0 komentar:
Posting Komentar